LAPORAN STUDI KASUS
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran PKn SD
Yang Dibina Oleh
Ibu Rohini M. Pd
Oleh:
1.
Erika Hapsari (15110206)
Kelas dan Semester
: 4F
JURUSAN PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HAMZANWADI
2017
DAFTAR ISI
A. Latar
Belakang................................................................................. 1
B. Identitas
Siswa ................................................................................. 1
C. Deskripsi
subjek
.............................................................................. 2
a. Deskripsi
tingkah laku .............................................................. 2
1. Siswa
di lingkungan sekolah ............................................... 2
2. Siswa
di lingkungan keluarga ............................................. 2
b. Klasifikasi
kondisi siswa ............................................................ 2
c. Deskripsidan
identifikasi masalah ............................................ 3
1. Identifikasi
Masalah Pribadi ............................................... 3
2. Identifikasi
Masalah social .................................................. 3
3. Identifikasi
Masalah belajar ................................................ 3
4. Identifikasi
Masalah karir ................................................... 3
D. Teori
yang Relevan ............................................................................
4
E. Bagan
tentang kondisi siswa dalam berbagai setting ..................... 10
F. Uraian
Pembahasan Bagan
............................................................... 11
G. Penutup ..............................................................................................
12
1. Kesimpulan
..................................................................................
12
2. Saran
............................................................................................ 13
H. Daftar
Pustaka ................................................................................. 14
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku manusia sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aktivitas belajar bagi setiap
individu, tidak selamanya berlangsung secara wajar dan efektif. Terkadang
lancar, terkadang tidak, terkadang dapat cepat memahami apa yang dipelajari,
terkadang lambat dan terasa amat sulit. Terkadang semangatnya tinggi, namun
bisa juga terkadang tidak bersemangat dan sulit untuk berkonsentrasi.
Demikianlan kenyataan yang sering dirasakan oleh manusia dalam proses belajar
didalam kehidupan sehari-hari.
Setiap individu memang tidak sama,
hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan tingkahlaku belajar dikalangan
peserta didik. Kesulitan belajar merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
belajar sebagaimana mestinya.
B. IDENTITAS SISWA
a) Nama : Siti Hizbi Rinjani
b) TTL : Pancor, 07 Maret 2003
c) Jenis kelamin : Perempuan
d) Kelas :
2 SMP
e) Nama sekolah :
SMPN 3 Selong
f)
Alamat
rumah : Kelayu Selatan
C. Deskripsi subjek
a. Deskripsi
tingkah laku
1.
Siswa
di lingkungan sekolah
Konseli ini pada lingkuan sekolahnya itu
diam saja dalam arti di hanya mendengar penjelasan guru tanpa melakukan hal
lain, kalo disuruh kerjakan tugas baru dia kerjakan.
2.
Siswa
di lingkungan keluarga
Konseli ini pada lingkuang keluarganya itu
jangang belajar dia hanya menonton TV
dan diam dalam kamar saja, hanya
ketika dia mau saja dia belajar, kalo disuruh konseli ini tidak mau.
b. Klasifikasi
kondisi siswa
1. Percaya dirinya Tinggi
2. Pengetahuannya tinggi
Konseli ini memilki pengetahuan yang tinggi
dibuktikan dengan nilainya yang bagus dan dia berada selalu di kisaran 5 besar.
3. Daya iangat yang tinggi.
Konseli ini memiliki daya ingat yang tinggi
sebab dibuktikan meskipun jarang belajar dia selalu mengingat perkataan guru
atau temannya.
4. Kreatifitas Tinggi
Kreatifitas tiinggi di miliki oleh konseli
dibuktikan atas karya yang dibuatnya.
5.
Pendengaranya
yang Tajam
Konseli
mendengar pembelajran dan sering mgingatnya lewat pendengaranya.
6.
Jarang
belajar sampai hampir tidak belajar
Konseli
jarang belajar hanya menitik beratkan pada daya ingatnya lewat pendengarannya
7.
Kuranganya
hubunagan Soaial
c.
Deskripsi dan identifikasi masalah
Inti masalah yang dihadapi konseli ini adalah kuranngnya motifasi
belajar sampai-sampai jarang belajar, dia hanya mengedepankan penjelajan yang
diberikan oleh guru setelah pulang dia tidak pernah buka buku, hanya jika dia
mempunyai tugas saja dia mau membuka buku
1. Identifikasi
Masalah Pribadi
Dalam
diri Konseli ini sangat jelas sekali kurangnya motifasi belajar sampai-sampai
jarang belajar.
2. Identifikasi
Masalah social
Dalam lingkuan sekitarnya dia tidak pernah
berkomunikasi atau bersosialisasi pada masyarakat sekitar rumahnya dia hanya
diam di kamar sepanjang hari setelah pulang sekolah.
3. Identifikasi
Masalah belajar
Dalam belajar dia jarang
buka buku., ketika setelah pulang sekolah dia istirahat atau menonton TV, jika
di ingin buka buku hanya ketika di ada tugas saja
4. Identifikasi
Masalah karir
Dalam hal karir orang tuanya menyerahkan
keputusan kepada anak mereka. Seangkan keinginan si konseli ingin menjadi
Dokter Hewan.
D. Teori yang Relevan
1.
Pengertian
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Sebagai mahkluk sosial manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam perjalanannya seringkali ada
hambatan-hambatan berupa masalah-masalah kehidupan baik yang ringan maupun yang
berat. Tingkat kesulitan yang dihadapi manusia berbeda bagi setiap individunya
karena manusia diciptakan sebagai mahkluk unik. Perbedaan itu meliputi
jenisnya, kadarnya maupun lama atau tidaknya masalah itu dialaminya. Di dalam
sekolah terdapat komponen yang mengandung dalam suatu proses pembelajaran.
Salah satu komponen yang penting yaitu motivasi antara siswa dan interaksi
siswa dan guru. Untuk itu guru di tuntut memiliki profesionalisme yang tinggi
agar dapat melaksanakan tugas dengan baik dan mampu menghadapi tantangan dan
hambatan yang baik pula. Guru harus mampu dan memahami secara obyektif mengenai
keadaan siswa, tingkah laku siswa dan latar belakang siswa dan
kesulitan-kesulitan yang di hadapi siswa.
Ada kaitangnya dengan Problem belajar (Learning
Prolem). Anak dengan
problem belajar (bermasalah dalam belajar)
adalah anak yang mengalami hambatan belajar
karena faktor eksternal. Faktor eksternal
tersebut berupa kondisi lingkungan keluarga,
fasilitas belajar di rumah atau di sekolah,
dan lain sebagainya.
Kondisi ini bersifat temporer/sementara dan mempengaruhi prestasi belajar.
2.
Klasifikasi
Kesulitan Belajar
Secara garis besar
kesulitan belajar dapat di klasifikasikan kedalam dua kelompok, (1) kesulitan
belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning
disabilities), (2) kesulitan belajar akademik (academic learning
disabilities). Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup
gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan
kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. Kesulitan belajar akademik
menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang
sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup
penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan matematika.
a. Kesulitan
dalam hubunagan Sosial
b. Kesulitan
dalam akademiknya.
E.
Bagan tentang
kondisi siswa dalam berbagai setting
F. Pembahasan
Kesulitan belajar ini tidak selalu
disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi
dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor yang non-intelegensi. Dengan demikian,
IQ yang tinggi tidak tentu menjamin keberhasilan belajar.
Anak-anak dengan kesulitan belajar
menurut Baurnel dan Harvell (2004) pada umumnya memiliki riwayat perkembangan
bahasa dan berbicara yang lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Kosakata
yang dimilikinya cenderung terbatas dan lebih sedikit disbanding anak
sebayanya, sehingga sering mengalami kesulitan bahkan kurang tepat dalam
mengekspresikan apa yang diinginkannya. Tidak jarang mereka mengalami kesulitan
dalam memahami intruksi yang paling sederhana sekalipun, ataupun memahami
beberapa perinbtah yang diberikan sekaligus.Salah satu ciri perkembangan bahasa
yang miskin dan kekurangan kemampuan umum untuk mengadakan komunikasi verbal.
Kesulitan Belajar merupakan
rentangan dari kesulitan belajar ringan sampai pada kesulitan belajar berat.
Kesulitan ini mempengaruhi salah satu atau lebih dalam proses penerimaan,
pengelolaan dan penggunaan informasi yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini
:
-
Kesulitan berbahasa lisan yang mencakup (mendengar,
berbicara, dan memahami pembicaraan)
-
Kemampuan membaca yang mencakup encoding, pengetahuan
tentang fonetik, pengenalan dan pemahaman arti kata
-
Kemampuan menulis, yang mencakup mengeja, menulis dan
mengarang
-
Kemampuan matematika, yang mencakup berhitung dan
pemecahan masalah
Untuk Melihat tinjauan dari psikologi perlu melihat aspek perkembangan
psikologi ditinjau dari aspek perkembangan anak. Teori perkembangan meliputi :
a.
Kesulitan belajar akibat kelambatan kematangan dari
fungsi neurologis, motoric, kognitif dan afektif.
b.
Adanya tuntutan lingkungan sosial (termasuk orang tua
dan sekolah) untuk mencapai prestasi akademik sebelum mencapai kematangan dan
kesiapan yang tidak sesuai dengan perkembangan.
c.
Semua individu memiliki tahapan-tahapan perkembangan
yang alami dan waktu kematangan berbagai keterampilan, karena itu problem
belajar anak mungkin merupakan kelambatan dalam perkembangan dari proses
tertentu.
d.
Hendaknya sekolah merancang pengalaman belajar untuk
mempeprtinggi kemantapan perkembangan alami.
Jadi kesulitan belajar adalah seseorang yang secara psikis dan neurologis
mengalami kesulitan dalam bidang akademik secara efektif yang mencakup membaca,
menulis, berhitung maupun kesulitan yang berhubungan dengan perkembangan yang
meliputi. Gangguan persepsi, kognisi motoric, perkembangan bahasa, dan
kesulitan penyesuaian perilaku sosial.
1.
Faktor
Penyebab
a.
Faktor Internal (dalam diri
anak)
1.1 Minimal Brain Dysfunction
(ketidak berfungsian minimal otak) yang bisa termanifestasi dalam berbagai
kondisi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa memori,
pengendalian perhatian impils (dorongan) atau fungsi motorik.
1.2 Kelemahan perceptual
1.3 Males belajar
1.4 Kelemahan dalam membaca (dyslexia)
1.5 Bawaan
b.
Faktor Ekstern (dari luar diri
anak)
1.1 Faktor keluarga (keturunan)
1.2 Lingkungan
1.3 Beban pikiran karena masalah dengan keluarga
1.4 Tidak adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga
1.5 Tidak adanya bimbingan atau pengarahan
2.
Akibatnya
a.
Pengaruh bagi dirinya sendiri
1.1 Menjadi suatu masalah atas kelemahannya
1.2 Menjadi penghambat dalam meraih prestasi
1.3 Menjadikan kurang percaya diri dan tidak bersemangat
1.4 minder dan suka menyendiri
1.5 Bahan ejekan teman
1.6 Membuat anak jadi merasa bodoh dan makin tidak terkontrol emosinya.
1.7 Mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negative
1.8 Dimarahi, diomel orang tua
1.9 Menambah beban teman sekelompoknya
b.
Pengaruh
bagi teman-temannya
1.1 Menjadi kendala saat kerja kelompok
1.2 Menimbulkan rasa kasihan
1.3 Bahan cemoohan atau ledekan
1.4 Mengurangi saingan dalam berprestasi
1.5 Mempengaruhi dalam suasana belajar mengajar
3.
Solusi
a. Memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai
dengan kebutuhannya.
b. Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan
kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
c. Maafkan dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu
semangat mereka.
d. Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban
baginya.
e. Seperti yang dilakukan oleh Ibundanya Albert Einstein, karena kita semua
tahu bahwa saat Einstein masih duduk dibangku SD. Einstein dicap bodoh dan
dikeluarkan dari sekolah karena selalu tidak naik kelas. Meskipun begitu,
Ibunya selalu memberikan semangat untuk menjadi lebih baik. Dan akhirnya dengan
keseriusan dan ketekunan Einstein menjadi seorang Ilmuan Besar dan menakjubkan.
f. Selalu berprasangka baik terhadap anak.
g. Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
h. Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
G. Kesimpulan
1.
Belajar
merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku manusia sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.
Setiap
individu memang tidak sama, hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan
tingkahlaku belajar dikalangan peserta didik. Kesulitan belajar merupakan
keadaan dimana seseorang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
3.
Faktor
penyebabnya ada dua yaitu yanga ada dalam diri peserta didik (intern) dan yang
ada di luar (extern)
4.
Akiabatnya
akan berdapak pada dirinya dan pegaulanya sehari-hari
5.
Solusi
untuk menangani keadaan tidak adanya motivasi belajar yaitu adanya bimbinagn
dari guru terlebih keluarga berupa strimulis respons yang positif bagi seswa
itu sendiri
H. SARAN
Dari
seluruh faktor yang menyebabkan terjadinya tidak adanya motivasi belajar yang palin penting dalam menangani masalah
ini adalah dukungan dari orang-orang sekitar terutama orag tua. Setiap masalah
yang terjadi bukan tidak mungkin bisa disembuhkan asalkan ada kemauan yang
keras. Sebagai Seorang guru seharusnya bisa mengenali dan mengidentifikasi
karakteristik kemampuan murid-muridnya. Inilah kewajiban seorang guru sekaligus
faktor kedua yang dapat menentukan keberhasilan penanganan masalah belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil
Observasi Pengamatan Konseli
Abdul Rahman
Shaleh. Psikologi (Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam). Jakarta.
2008. Kencana Prenada Media Group
Abdurrahman
Mulyono. Anak Berkesulitan Belajar (Teori, Diagnosis, dan Remediasinya).
Jakarta. 2012. PT. Rineka Cipta
Andry.2014. Klasifikasi Kesulitan Belajar (Diagnosis).(Online),
(http://www.andrylibrary.blogspot.com/2014/09/klasifikasi-kesulitan-belajar.html, diakses pada tangal 26 Juni 2017.
Komentar
Posting Komentar